Ketua Asosiasi Petani dan
Pengusaha Rumput Laut Indonesia (Aspperli) Sulawesi Selatan, Arman
Arfah, mengatakan, tahun 2012, diharapkan Indonesia sudah menerapkan
rumput laut yang bersertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia).
Menurutnya,
penerapan SNI pada rumput laut merupakan salah satu strategi untuk
mencegah harga komoditi tersebut anjlok. Turunnya harga rumput laut,
katanya, selain karena panen raya, umumnya dikarenakan kualitas dari
rumput laut yang kurang baik.
"Kami sementara menggodok penerapan SNI pada rumput laut.
Standarisasi mutu rumput laut Indonesia ini sudah mengarah ke perbaikan
mutu. Ini akan jadi acuan dan kita berharap penerapannya sudah
terlaksana 2012 mendatang," katanya, Selasa (29/11/2011) di Makassar.
Dikatakan, standar rumput laut ini bukan hanya peran petani, namun
juga pemerintah, pengusaha, dan juga stakeholder terkait melalui
kerjasama.
Olehnya itu, sosialisasi sudah dijalankan mulai sekarang agar petani
bisa meningkatkan mutu rumput laut guna menjaga harga. Yang tak kalah
pentingnya adalah membangun kemitraan dalam produksi, pengolahan, serta
pemasaran komoditi rumput laut.
Secara nasional, katanya, produksi rumput laut 2010 berada di posisi
190 ribu ton. Jumlah ini dari tiga jenis rumput laut yang
dikembangkan, yakni Cottoni, Gracilaria, serta Spinosum. Kontribusi
Sulsel sekitar 40 persen dan dikemungkinannya tahun ini mengalami
peningkatan dikisaran 10 persen. (tribunneus.com)
0 comments:
Post a Comment